Pengertian pendekatan ABCD atau Asset Based Community Development merupakan salah satu pendekatan yang bisa digunakan dalam mengatur ekosistem sekolah.
Menurut Kretzmann (2020), pengetian pendeketan ABCD berangkat dari kemampuan, pengalaman, pengetahuan, dan hasrat yang dimiliki oleh anggota komunitas, kekuatan perkumpulan lokal, dan dukungan positif dari lembaga lokal untuk mendorong kehidupan komunitas yang berekelanjutan.
Pendekatan ABCD ini dikembangkan oleh beberapa kampus di Eropa sebagai sarana untuk melakukan perubahan organisasi.
Kini, pendekatan ABCD telah digunakan banyak negara di dunia untuk pengembangan komunitas oleh MYRADA di India, PACT di Nepal, World Vision di Tanzania, dan International Institue Sustainable Development di Kanada.
Bahkan, di Indonesia, pendekatan ini digunakan sebagai salah satu materi pengembangan sekolah pengerak oleh Kemedikbudristek (Kementerian Pendidikan Teknologi Riset dan Teknologi).
Pengertian Pendekatan ABCD
Pendekatan ABCD, atau Asset Based Community Development, adalah suatu paradigma pembangunan komunitas yang menempatkan fokus pada identifikasi, pengembangan, dan pemberdayaan sumber daya yang dimiliki oleh suatu komunitas.
Pendekatan ABCD berkembang dari keyakinan bahwa setiap komunitas memiliki potensi yang tidak tergali sepenuhnya.
Konsep ini, yang pertama kali dikembangkan oleh Kretzmann dan McKnight pada tahun 1993, menekankan pada kekuatan kolektif yang dimiliki oleh anggota komunitas, serta pentingnya mendukung dan memupuk keunggulan lokal.
Pendekatan ABCD berasumsi bahwa jawaban terhadap tantangan komunitas dapat ditemukan dari dalam dan bahwa setiap individu memiliki peran penting dalam menciptakan perubahan positif.
Penerapan Pendekatan ABCD di Sekolah
Dalam konteks sekolah, penerapan ABCD membawa dampak positif dengan memanfaatkan berbagai modal yang ada untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang holistik dan berkelanjutan. Diantaranya:
1. Modal Manusia
Pertama-tama, pendekatan ABCD di sekolah mengidentifikasi modal manusia sebagai elemen kunci. Guru dan siswa dianggap sebagai sumber daya utama yang memiliki potensi unik dan beragam.
Guru tidak hanya sebagai penyampai informasi, tetapi juga sebagai mentor, fasilitator, dan pendorong dalam mengembangkan potensi siswa.
2. Modal Sosial
Penerapan ABCD di sekolah juga menyoroti pentingnya modal sosial. Kerjasama erat dengan orang tua, wali murid, serta melibatkan komunitas lokal adalah langkah esensial.
Adapun yang dimaksud dengan modal sosial ini adalah aturan yang mengikat anggota komunitas, di mana di dalamnya terdapat unsur kepercayaan (trust) dan jaringan (networking) antara unsur yang ada di komunitas.
3. Modal Fisik
Modal fisik terdiri dari dua kategori, yaitu bangunan yang bisa dipakai dalam proses kegiatan belajar, dan infrastruktur atau sarana dan prasarana sekolah.
Dari ruang kelas yang nyaman hingga perpustakaan dan fasilitas olahraga, pemanfaatan sumber daya fisik yang ada menjadi fokus dalam pendekatan ABCD.
Memastikan keberlanjutan dan optimalisasi penggunaan fasilitas-fasilitas ini mendukung pengalaman belajar yang lebih baik.
4. Modal Lingkungan atau Alam
Pendekatan ABCD mengajak sekolah untuk melibatkan modal lingkungan atau alam. Lingkungan sekitar sekolah, seperti taman, kebun, atau sumber daya alam lainnya, dapat menjadi sumber pembelajaran yang tak ternilai. Menggabungkan aspek lingkungan ke dalam kurikulum dapat memperkaya pengalaman belajar siswa.
5. Modal Finansial
Modal finansial yang dimiliki komunitas dapat digunakan sebagai biaya pembangunan komunitas.
Penerapan ABCD mendorong sekolah untuk mengelola sumber daya keuangan dengan efektif. Melibatkan pihak-pihak terkait, mencari sumber pendanaan alternatif, dan alokasi dana yang cerdas adalah kunci untuk mendukung berbagai program dan kegiatan di sekolah.
6. Modal Politik
Modal politik adalah ukuran keterlibatan sosial. Adapun yang termasuk modal politik ini adalah semua kelompok atau lapisan sosial yang memiliki peluang yang sama dalam kepemimpinan, juga memiliki opini terhadap masalah umum yang terjadi dalam komunitas.
7. Modal Agama dan Budaya
Kebudayaan unik yang dimiliki oleh masing-masing daerah terdiri dari rangkaian ide, gagasan, norma, tingkah laku, artefak yang merupakan hasil karya manusia dalam satuan geografis.
Pendekatan ABCD juga menekankan pentingnya modal agama dan kebudayaan. Mempertahankan nilai-nilai lokal, menghormati keragaman budaya di dalam sekolah, dan menyelaraskan pendekatan pembelajaran dengan konteks budaya.
Kesimpulannya, penerapan pendekatan ABCD di sekolah tidak hanya meningkatkan daya ingat siswa, tetapi juga membentuk pemahaman yang tahan lama.
Melalui pendekatan ini, guru memiliki alat yang kuat untuk menciptakan pengalaman belajar yang bermakna dan relevan, mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan dunia nyata dengan keyakinan dan pemahaman yang mendalam.
Garap Edu adalah solusi revolusioner untuk mengelola sekolah Anda dengan lebih efisien dan efektif. Dengan fitur-fitur terdepan yang dirancang khusus untuk kebutuhan pendidikan, Garap Edu membawa inovasi ke dunia manajemen sekolah.
Kami tidak hanya menyediakan manajemen sekolah yang efisien, tetapi juga memberikan akses langsung ke berita terkini terkait dunia pendidikan. Tetap terinformasi tentang perkembangan terbaru di dunia pendidikan dan terapkan pengetahuan tersebut untuk memajukan sekolah Anda.